Linguistik adalah studi tentang bahasa yang mencakup banyak cabang dan pendekatan. Dua pendekatan utama dalam mempelajari bahasa yang sering dibahas adalah linguistik deskriptif dan linguistik preskriptif. Kedua pendekatan ini menawarkan pandangan yang berbeda tentang bagaimana bahasa seharusnya dipelajari dan digunakan. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, baik dalam ranah ilmiah maupun praktis. Artikel ini akan membahas lebih lanjut perbedaan antara linguistik deskriptif dan preskriptif, serta bagaimana kedua pendekatan ini berperan dalam memahami dan mempelajari bahasa.

Linguistik Deskriptif vs. Preskriptif
Gambar: Wallpapercave


Apa Itu Linguistik Deskriptif?

Linguistik deskriptif adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana bahasa sebenarnya digunakan oleh penutur. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk menggambarkan dan mencatat pola dan struktur bahasa sebagaimana adanya, tanpa memaksakan aturan tertentu. Pendekatan ini bersifat netral, tidak menghakimi atau menentukan apakah suatu penggunaan bahasa benar atau salah. Para ahli bahasa yang mengadopsi pendekatan ini berusaha mengidentifikasi pola dalam tata bahasa, sintaksis, fonologi, morfologi, dan semantik berdasarkan penggunaan alami bahasa oleh penutur asli.

Sebagai contoh, seorang linguis deskriptif mungkin mempelajari bagaimana orang dalam berbagai komunitas menggunakan bahasa yang sama secara berbeda. Mereka mungkin mengamati variasi bahasa dalam dialek, penggunaan kata sehari-hari, dan perubahan bahasa seiring waktu. Fokusnya adalah pada apa yang sebenarnya dilakukan oleh penutur bahasa dalam kehidupan nyata, bukan pada aturan formal atau panduan yang diterima.

Contoh Penggunaan Linguistik Deskriptif

Dalam linguistik deskriptif, variasi dalam penggunaan kata dan struktur kalimat yang sering kali dianggap "salah" dalam tata bahasa formal justru dipelajari dan diterima sebagai bagian dari realitas penggunaan bahasa. Sebagai contoh, dalam beberapa dialek bahasa Inggris, frase seperti “He don't know” dianggap benar oleh penuturnya, meskipun secara tata bahasa formal dianggap salah. Linguis deskriptif akan mendokumentasikan penggunaan tersebut tanpa memberikan penilaian benar atau salah.

Linguistik deskriptif sangat penting dalam memahami perubahan bahasa seiring waktu. Misalnya, bahasa Inggris modern telah sangat berbeda dari bahasa Inggris kuno atau bahkan bahasa Inggris pada abad ke-19. Pendekatan deskriptif memungkinkan para ahli bahasa untuk memahami bagaimana dan mengapa perubahan ini terjadi, dan bagaimana masyarakat pengguna bahasa beradaptasi dengan perubahan tersebut. Jika tertarik dengan perkembangan perubahan bahasa di Indonesia, Anda dapat membaca lebih lanjut tentang ini di situs Badan Bahasa, yang berfokus pada pelestarian dan perkembangan bahasa di Indonesia.

Pendekatan deskriptif juga memiliki peran yang krusial dalam upaya pelestarian bahasa-bahasa yang terancam punah. Saat ini, ribuan bahasa di dunia menghadapi risiko kepunahan akibat berbagai faktor, seperti dominasi bahasa global, perubahan sosial, urbanisasi, dan hilangnya penutur asli. Menurut para linguis, bahasa adalah bagian integral dari identitas budaya dan pengetahuan tradisional suatu komunitas. Oleh karena itu, dokumentasi bahasa-bahasa yang terancam punah menjadi tugas penting, dan pendekatan deskriptif memberikan cara yang efektif untuk mendokumentasikan setiap aspek bahasa tersebut secara lengkap dan objektif.

Apa Itu Linguistik Preskriptif?

Di sisi lain, linguistik preskriptif adalah pendekatan yang berfokus pada bagaimana bahasa seharusnya digunakan. Pendekatan ini melibatkan penetapan aturan-aturan tata bahasa, sintaksis, dan gaya bahasa yang dianggap benar, serta menegur penggunaan yang dianggap salah atau tidak sesuai. Tujuan linguistik preskriptif adalah untuk memelihara konsistensi dan standar dalam penggunaan bahasa, sering kali berdasarkan aturan yang telah lama diterima.

Pendekatan preskriptif lebih sering diterapkan dalam pengajaran bahasa, penulisan, dan komunikasi formal. Buku tata bahasa dan panduan gaya sering kali didasarkan pada pendekatan preskriptif, memberikan pedoman yang jelas tentang penggunaan yang "benar" dan "salah". Ini termasuk aturan-aturan tentang penggunaan tanda baca, ejaan, dan struktur kalimat yang dianggap baku.

Contoh Penggunaan Linguistik Preskriptif

Sebagai contoh, aturan seperti “jangan menggunakan double negatives” dalam bahasa Inggris adalah hasil dari pendekatan preskriptif. Dalam konteks preskriptif, kalimat seperti "I don't have no money" dianggap salah, dan penggunaan yang benar adalah "I don't have any money". Linguis preskriptif akan mengajarkan aturan ini dan mendorong pengguna bahasa untuk mengikuti konvensi tersebut agar komunikasi tetap jelas dan efektif.

Linguistik preskriptif sering digunakan di sekolah-sekolah dan oleh editor dalam bidang penulisan formal. Buku-buku panduan gaya seperti The Elements of Style karya Strunk dan White atau Chicago Manual of Style merupakan contoh pendekatan preskriptif yang digunakan untuk memastikan konsistensi dan kejelasan dalam tulisan.

Perbedaan Utama antara Linguistik Deskriptif dan Preskriptif

Meskipun linguistik deskriptif dan preskriptif memiliki tujuan yang berbeda, keduanya sama-sama memainkan peran penting dalam memahami bahasa. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

Pendekatan terhadap Aturan Bahasa

Linguistik deskriptif berfokus pada observasi objektif tentang bagaimana bahasa digunakan oleh penutur aslinya. Pendekatan ini tidak memberikan penilaian moral atau normatif terhadap penggunaan bahasa, melainkan mencatat semua variasi, termasuk yang tidak sesuai dengan norma-norma tata bahasa formal. Dalam konteks ini, tidak ada istilah benar atau salah; semua variasi bahasa diakui sebagai cerminan dari cara komunikasi yang nyata.

Sebaliknya, linguistik preskriptif menetapkan aturan normatif tentang bagaimana bahasa harus digunakan. Pendekatan ini mengutamakan standar tertentu yang sering didasarkan pada aturan tata bahasa formal atau tradisional. Ahli bahasa preskriptif biasanya akan mengoreksi penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Misalnya, mereka akan memandang kalimat dengan kesalahan tata bahasa seperti “Aku tidak punya uang apapun” sebagai salah, dan menyarankan “Aku tidak punya uang sama sekali” sebagai bentuk yang benar.

Tujuan Utama

Linguistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis variasi bahasa sebagaimana adanya, tanpa mencoba mengubah atau memperbaiki penggunaan bahasa oleh penuturnya. Penelitian dalam linguistik deskriptif sering berfokus pada pendokumentasian bahasa-bahasa yang kurang dikenal, dialek lokal, atau variasi penggunaan bahasa yang muncul dalam komunitas tertentu. Hal ini sangat berguna dalam studi sosiolinguistik, yang mencoba memahami hubungan antara bahasa dan konteks sosial.

Di sisi lain, linguistik preskriptif berupaya untuk mempertahankan dan memperkuat aturan standar dalam bahasa agar bahasa tersebut dapat digunakan secara konsisten dalam berbagai konteks formal. Pendekatan ini sangat penting dalam pendidikan bahasa, di mana siswa diharapkan untuk belajar menggunakan bahasa dengan cara yang dianggap baku dan tepat, sesuai dengan standar tata bahasa yang telah ditetapkan.

Aplikasi Praktis

Linguistik deskriptif memiliki aplikasi yang luas dalam bidang penelitian akademis dan dokumentasi bahasa. Salah satu kontribusi penting dari pendekatan ini adalah dalam pelestarian bahasa-bahasa yang terancam punah, serta dalam pemahaman tentang perubahan bahasa seiring waktu. Para linguis yang berfokus pada linguistik deskriptif mungkin terlibat dalam pembuatan kamus untuk bahasa-bahasa yang sebelumnya tidak terdokumentasi, atau mereka bisa mengamati perubahan dalam penggunaan bahasa akibat pengaruh teknologi dan media sosial.

Linguistik preskriptif, sebaliknya, lebih sering diterapkan dalam pengajaran bahasa, penulisan, serta penerbitan. Dalam konteks ini, pendekatan preskriptif membantu menciptakan standar penggunaan bahasa yang jelas dan seragam. Hal ini sangat penting dalam dokumen resmi, jurnal akademis, serta komunikasi profesional lainnya. Buku tata bahasa, panduan penulisan, serta kebijakan editorial di media cetak maupun digital umumnya didasarkan pada prinsip-prinsip linguistik preskriptif.

Fleksibilitas terhadap Perubahan Bahasa

Linguistik deskriptif lebih adaptif terhadap perubahan bahasa yang terjadi secara alami dalam masyarakat. Para linguis deskriptif mengakui bahwa bahasa adalah entitas yang hidup dan berkembang. Pengaruh sosial, budaya, dan teknologi mempengaruhi bagaimana bahasa berubah dari waktu ke waktu. Dalam hal ini, deskriptivisme tidak mencoba menolak perubahan tersebut, tetapi justru mendokumentasikannya. Misalnya, perubahan kata serapan dalam bahasa Indonesia akibat pengaruh bahasa Inggris atau perubahan bahasa lisan menjadi bahasa tulis di media sosial adalah fenomena yang dicatat oleh para linguis deskriptif.

Sebaliknya, linguistik preskriptif sering kali lebih konservatif dalam menanggapi perubahan bahasa. Pendekatan ini cenderung berfokus pada mempertahankan aturan-aturan lama dan menjaga "kemurnian" bahasa. Dalam hal ini, preskriptivisme mungkin memandang perubahan tertentu sebagai penyimpangan yang harus dihindari. Misalnya, penggunaan singkatan atau kata-kata informal dalam komunikasi formal mungkin dianggap menurunkan standar bahasa yang diharapkan dalam lingkup profesional.

Contoh Kasus dalam Kehidupan Sehari-hari

Kedua pendekatan ini sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks komunikasi tertulis dan lisan. Berikut adalah beberapa contoh yang memperlihatkan penerapan linguistik deskriptif dan preskriptif dalam praktik:

Bahasa Gaul di Kalangan Anak Muda

Dalam masyarakat modern, terutama di kalangan anak muda, muncul banyak istilah baru yang sering kali tidak sesuai dengan aturan tata bahasa formal. Misalnya, dalam bahasa Indonesia, kita sering mendengar ungkapan seperti “baper” (bawa perasaan) atau “gabut” (gaji buta) yang menjadi bagian dari percakapan sehari-hari. Dari sudut pandang deskriptif, istilah-istilah ini adalah bagian dari evolusi alami bahasa dan layak dipelajari sebagai fenomena linguistik yang sah. Namun, pendekatan preskriptif mungkin akan menyarankan agar istilah tersebut dihindari dalam konteks formal, misalnya dalam penulisan akademis atau surat resmi.

Penulisan Esai Akademis

Dalam konteks penulisan akademis, penggunaan bahasa harus mengikuti standar yang ketat. Tata bahasa yang benar, penggunaan tanda baca yang tepat, serta struktur kalimat yang logis adalah elemen penting dalam memastikan esai atau makalah dapat dipahami dengan baik. Di sini, prinsip-prinsip linguistik preskriptif sangat mendominasi, di mana penyimpangan dari aturan baku akan dinilai sebagai kesalahan. Meski demikian, peneliti linguistik yang mempelajari variasi bahasa tetap akan tertarik pada variasi penggunaan kata, terutama dalam esai yang ditulis oleh penutur bahasa kedua.

Media Sosial dan Pesan Singkat

Di era digital, komunikasi melalui media sosial dan aplikasi pesan singkat cenderung lebih santai dan informal. Pengguna sering kali menyederhanakan struktur kalimat atau menggunakan singkatan, seperti “OTW” untuk “on the way” atau “BTW” untuk “by the way”. Dari perspektif linguistik deskriptif, fenomena ini menunjukkan perubahan dinamis dalam penggunaan bahasa yang layak dicatat dan dianalisis. Namun, dari perspektif preskriptif, penggunaan bahasa seperti ini mungkin tidak sesuai untuk digunakan dalam komunikasi formal, terutama jika dikaitkan dengan konteks profesional atau bisnis.

Implikasi terhadap Pembelajaran Bahasa

Bagi pelajar bahasa, pemahaman akan kedua pendekatan ini sangat penting. Dalam konteks pembelajaran bahasa formal di sekolah atau universitas, pendekatan preskriptif biasanya menjadi fokus utama, terutama dalam pengajaran tata bahasa dan keterampilan menulis. Siswa diajarkan aturan tata bahasa yang baku dan diharapkan untuk menggunakannya dalam penulisan esai, laporan, dan ujian.

Namun, di luar konteks formal, pemahaman tentang variasi bahasa yang dianalisis oleh linguistik deskriptif juga sangat penting. Hal ini membantu pelajar bahasa memahami bahwa bahasa bukanlah entitas yang kaku, melainkan terus berkembang sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan geografis. Pemahaman ini memungkinkan pelajar untuk beradaptasi dengan variasi bahasa yang mereka temui, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam konteks profesional.

Kesimpulan

Linguistik deskriptif dan preskriptif menawarkan dua perspektif yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam memahami bahasa. Linguistik deskriptif membantu kita memahami cara bahasa berkembang dan digunakan secara nyata dalam berbagai konteks, sementara linguistik preskriptif memainkan peran penting dalam memastikan konsistensi dan standar dalam komunikasi formal. Pemahaman tentang kedua pendekatan ini memberikan wawasan yang lebih luas dalam studi bahasa, serta membantu kita menavigasi kompleksitas komunikasi dalam dunia yang terus berubah.